Ilmu Adalah Rahmat

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Jumat, 23 Oktober 2009

SRI (System of Rice Intensification)

SRI-ORGANIK Sebagai Terobosan Alternatif

Kondisi alam, cuaca dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung sektor pertanian karena tanah Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan produktif sehingga pertanian memang cocok untuk terus dikembangkan. Namun demikian upaya peningkatan produksi instan melalui intensifikasi dengan penggunaan pupuk dan pestisida kimia membuat kondisi tanah semakin rendah tingkat kesuburannya berakibat turunnya hasil produksi. Untuk mengatasinya para petani mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi diantaranya berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan pestisida/insektisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat produksi kembali menurun. Oleh karena itu teroboson inovatif dalam upaya mengembalikan kembali kesuburan tanah dan produktifitas harus dilakukan. Pada saat ini ada harapan sebagai solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metoda SRI-Organik. Metode inimenekankan pada peningkatan fungsi tanah sebagai media pertumbuhan dan sumber nutrisi tanaman. Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga haur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan taraf kesehatan manusia dengan tidak digunakannya bahan-bahan kimia untuk pertanian.

Mengapa SRI-Organik Pola pertanian padi SRI Organik (beras organik/organic rice) ini merupakan gabungan antara metoda SRI (System of Rice Intensification) yang pertamakali dikembangkan di Madagascar, dengan pertanian organik. Metode ini dikembangkan dengan beberapa prinsip dasar:

  • Pemberian pupuk organik
  • Peningkatan pertumbuhan akar tanaman dengan pengaturan pola penanaman padi yaitu dengan jarak yang renggang.
  • Penggunaan bibit tunggal tanpa dilakukan perendaman lahan persawahan. Pemilihan pengembangan pola tanam padi SRI Organik untuk menghasilkan beras organik (organic rice) yang juga termasuk sebagai beras sehat (healthy rice) berdasarkan pertimbangan beberapa hal berikut :
  • Aspek lingkungan yang baik dengan tidak digunakannya pupuk dan pestisida kimia, serta menggunakan sedikit air (tidak direndam) sehingga terjadi penghematan dalam penggunaan air.
  • Aspek kesehatan yang baik yaitu tidak tertinggalnya residu kimia dalam padi/beras akibat dari pupuk/pestisida kimia juga terjaganya kesehatan para petani karena terhindar dari menghirup uap racun dari pestisida kimia.
  • Produktifitas yang tinggi sebagai hasil dari diterapkannya prinsip penanaman SRI. Untuk lahan yang sudah mulai pulih kesuburan tanah dan ekosistem sawahnya, hasil yang diperoleh bisa mencapai lebih dari 10 ton/hektar dimana dari benih tunggal bisa menghasilkan sampai lebih dari 100 anakan (malai).
  • Kualitas yang tinggi, beras organik (organic rice) yang juga merupakan beras sehat (healthy rice) selain tidak mengandung residu kimia juga aman dikonsumsi oleh para penderita diabet, penyakit jantung, hipertensi dan beberapa penyakit lainnya.

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai metode pertanian SRI Organik, selanjutnya penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan sistem tersebut akan dijelaskan secara terpisah.

Metode Pertanian Padi System of Rice Intensification (SRI) SRI (system of rice intensification) dikembangkan di Madagascar 20 thn yang lalu oleh Fr. Henri de LaulaniĆ©, S.J., yang menghabiskan waktu selama 34 tahun bekerja bersama petani, mengamati, bereksperimen, dan juga mendapatkan ‘keberuntungan’ pada tahun 1983-1984. Metoda ini dikenal juga dengan nama Metoda Madagascar. Pada tahun 1994 Tefy Saina (lembaga swadaya masyarakat) dan CIIFAD (Cornel International Institute for Food and Agriculture Development) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD khususnya dari Prof. Norman Uphoff, SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di China dan AARD (Agency for Agriculture Research and Development) di Indonesia melakukan percobaan pertama di luar Madagascar pada tahun 1999.

Prinsip Utama SRI:

  • Penanaman bibit muda (8-12 hari setelah berkecambah)
  • Jarak penanaman yang lebar (minimal 25cm x 25 cm, 1 bibit per titik)
  • Menghindari trauma pada bibit saat penanaman (penanaman maks. 30 menit setelah bibit di ambil dari penyemaian)
  • Penanaman padi secara dangkal
  • Manajemen Air (Tanah dijaga terairi dengan baik, tidak terus menerus direndam dan penuh, hanya lembab)
  • Meningkatkan aerasi tanah dengan pembajakan mekanis
  • Menjaga keseimbangan biologi tanah (Penggunaan Pupuk dan Pestisida Organik

Perbedaan paradigma dengan konsep revolusi hijau melalui intensifikasi pertanian, dalam revolusi hijau:

  • Mengubah potensi genetik dari tanaman,
  • Meningkatkan penggunaan input-input eksternal (lebih banyak air, lebih banyak pupuk, insektisida, dll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar